Anak Tumbuh Menjadi Pribadi Yang Bahagia Bersama Orang Tua


INDONESIA - Bila ditanyakan kepada setiap orangtua, “Hal apa yang paling mereka inginkan dari anak-anaknya?” Jawabannya tentulah kebahagiaan bagi sang anak.

Segala upaya, cucuran keringat, dan setiap hal yang dilakukan orangtua salah satunya adalah demi mewujudkan kebahagiaan untuk anak-anaknya.

Orangtua memang tak hanya mengharapkan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang pandai, namun, sudah menjadi keinginan terbesar bagi orang tua untuk dapat melihat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bahagia.

Lalu, seperti apa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membuat anaknya bahagia? Apakah dengan memberikan berbagai barang bagus? Atau, mengikuti setiap permintaan anak? Tentu tidak, kan.

Cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk membesarkan anaknya menjadi pribadi yang bahagia adalah dengan menerapkan pola pengasuhan yang benar.

Kuncinya terletak pada gaya parenting orangtua, karena pengaruh lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang adalah faktor yang paling berperan dalam membentuk kepribadian dan mental seorang anak.

Pola pengasuhan seperti apa yang perlu diterapkan orangtua untuk membuat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bahagia?

1.      Orangtua Harus Bisa Mengenal Anak
Banyak orangtua yang merasa bahwa mereka telah mengenal anak-anak mereka. Namun, faktanya sebagian besar orang tua hanya telah “merasa” mengenal anak, bukan “benar-benar” mengenal anak-anak mereka.

Orang tua selalu beralasan melakukan apapun demi kebaikan dan kebahagiaan anak. Padahal, belum tentu orangtua tahu apa yang sebenarnya diinginkan anak-anaknya.

cara membuat anak menjadi pribadi yang bahagia

Orangtua seharusnya dapat benar-benar mengenal anaknya. Mengenal apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan anak, mengenal seperti apa karakter anak, mengetahui dan memahami perasaan anak.

Orangtua juga perlu mengarahkan hal-hal yang bisa membangkitkan potensi anak dan mendukung aktivitas positif yang membahagiakan anak, bukan hanya yang membahagiakan orangtua.

Kenali anak sebagai individu unik yang tidak sama dengan teman atau saudaranya yang lain. Jangan membanding-bandingkan anak dengan orang lain. Mungkin saja anak Anda memang bukan seorang yang pandai di bidang matematika, namun, bisa jadi ia pandai dalam hal menggambar.

Mungkin saja anak Anda pemalu dan bukan orang yang ahli dalam hal berbicara di depan umum, namun, bisa jadi ia sangat kreatif dan memiliki daya imajinasi yang tinggi.

Kenali benar-benar apa yang menjadi kelebihan anak, terima dan perbaiki apa yang menjadi kekurangannya dan jangan memaksakan kehendak kepada anak. Dengan begitu, orangtua sudah mengajarkan kepada anak bagaimana caranya untuk bisa menikmati hidup dan menjadi pribadi yang bahagia.

2.      Jangan Selalu Mengharapkan Anak Untuk Sempurna
Tak ada orang yang sempurna, termasuk anak. Setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sayangnya, tidak sedikit orangtua yang tidak menyadari hal tersebut.

Banyak diantara orangtua yang tanpa sadar selalu mengharapkan anaknya untuk menjadi yang “sempurna”, menjadi yang “terbaik”. Padahal, menjadi yang terbaik dan sempurna itu tidak menjamin kebahagiaan anak.

Orangtua biasanya terus-menerus menekan anak untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Hasil ujian harus 10. Ikut lomba apapun harus menang. Setiap semester harus jadi juara kelas. Oke, bila anak Anda bisa mencapainya.

Namun bagaimana bila anak tidak bisa mencapainya? Haruskah orangtua terus menekan anak agar bisa mencapai standar sempurna yang diinginkan orangtua? Jika demikian yang Anda lakukan, maka Anda hanya membesarkan anak menjadi apa yang Anda mau.

Kebiasaan orangtua yang selalu menginginkan anak untuk sempurna tidak hanya memberikan tekanan mental bagi anak sehingga anak menjadi stres, namun orangtua sekaligus juga mengajarkan kepada anak untuk terbiasa melakukan cara apapun demi bisa mendapatkan apa yang dinamakan yang “terbaik” dan “sempurna” itu.

Justru yang perlu Anda lakukan adalah mengajarkan kepada anak untuk bersyukur atas setiap hasil yang telah dicapainya. Bersyukur untuk setiap prestasi dan proses yang telah dilakukannya. Dengan terbiasa bersyukur, anak akan menjadi lebih bahagia. Jauh dari perasaan tertekan, menderita, dan akan lebih positif lagi dalam memandang hidup.

3.      Biarkan Anak Berekspresi
Yang dimaksud membiarkan anak berekspresi di sini bukanlah membiarkan anak melakukan apapun yang mereka sukai. Namun, memberikan ruang dan kesempatan kepada anak untuk mengeskpresikan apa yang menjadi keinginan dan cita-citanya. Mengeskpresikan ide-ide kreatifnya, mengekspresikan suara dan pendapatnya. Hal ini baik untuk semakin mengasah daya kreativitas anak.

Anak tidak tertekan, lebih bahagia, dan bisa menikmati pilihannya. Andaikan pun pilihan anak salah, bukan berarti Anda harus menghakimi anak. Bukankah seseorang untuk bisa menjadi “pandai” dan “lebih baik” harus melewati sebuah proses? Jatuh, salah, dan gagal adalah bagian dari proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Ada orang yang berpendapat bahwa mendidik anak layaknya bermain layang-layang. Terkadang harus ditarik, ditahan, dan terkadang harus sedikit dilepas (diulur) agar bisa lebih tinggi. Bila analoginya demikian, mendidik anak berarti sebaiknya juga sedikit dilepas (dibiarkan berekspresi), ada kalanya harus ditahan dan ditarik bila apa yang dilakukan anak memang tidak baik dan bisa membahayakan anak.

Intinya, anak menjadi lebih pandai, lebih berani, dan lebih tahu apa yang diinginkannya bila ia dibiarkan untuk berekspresi. Bila anak sudah tahu apa yang menjadi tujuan dan pilihannya, maka ia akan bisa lebih menikmati hidupnya dengan bahagia.


4.      Menjaga Kedekatan Dan Kehangatan Hubungan Orangtua-Anak
Hubungan yang dekat antara anak dan orangtua merupakan modal yang sangat penting bagi anak untuk bisa menapaki kehidupannya ke depan nanti. Kedekatan dan kehangatan hubungan orangtua-anak akan menciptakan kelancaran komunikasi antara orangtua-anak.

Sehingga, saat anak menghadapi problem dan kendala dalam hidupnya, orangtua tidak berdiri di hadapan anak sebagai “hakim” melainkan berdiri di dekat anak untuk memberikan support ke anak.

Kedekatan dan kehangatan dengan anak juga akan menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. Perasaan aman dan nyaman tersebut membuat anak menjadi lebih positif dan lebih bahagia dalam hidup.

5.      Jaga Kesehatan Mental Anda Dan Anak Anda
Menjadi orangtua itu memang tidak mudah. Mendidik dan membesarkan anak bukanlah perkara yang gampang. Sangat wajar bila terkadang ada orang tua yang merasa depresi, tertekan karena beban berat dan tanggung jawab yang dipikulnya sebagai orang tua.

Belum lagi ditambah berbagai problem dalam hidup seperti tuntutan memenuhi kebutuhan ekonomi, masalah pekerjaan atau masalah lainnya, yang tak jarang membuat orang tua stres. Bila memang hal tersebut yang terjadi pada Anda, segera atasi dan jangan dibiarkan berlarut-larut, karena hal tersebut bisa mengganggu kesehatan mental Anda dan pada akhirnya juga akan mengganggu kesehatan mental anak Anda.

Orangtua yang depresi biasanya juga tanpa sadar menerapkan pola didik/parenting yang negatif kepada anaknya. Orangtua yang stres atau tertekan biasanya juga cenderung akan memperlihatkan contoh-contoh yang buruk kepada anak.

Hal seperti itu tentu saja akan berpengaruh pula pada perkembangan mental anak, membuat anak ikut merasa tertekan dan tidak bahagia.

6.      Memelihara Keharmonisan Ayah Dan Ibu Sebagai Pasangan
Keharmonisan Ayah-Ibu sebagai pasangan juga berperan penting untuk mewujudkan kebahagiaan anak. Banyak kasus anak tumbuh menjadi pribadi yang terganggu secara psikologis akibat keretakan hubungan Ayah-Ibunya.

Bila setiap hari yang disuguhkan kepada anak adalah pertengkaran dan perselisihan orangtua, tentunya hal itu pulalah yang akan tertanam dalam diri anak dan menjadi contoh bagi anak untuk cenderung mudah melakukan pertengkaran dan perselisihan.

Kehangatan dan keharmonisan dalam keluarga tentunya penting dan bermanfaat bagi perkembangan mental dan psikologis anak.

7.      Ajari Anak Tentang Kasih Sayang
Ajarkan kepada anak tentang kasih sayang dan bagaimana caranya memberi kasih sayang. Tunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak Anda setiap hari. Jangan ragu untuk mengucapkan kata-kata sayang kepada anak Anda. Jangan hanya sekedar merasa sudah mencintai anak.

Namun, pastikan bahwa anak Anda tahu dan merasakan bahwa dirinya dicintai oleh orangtuanya. Hal ini pastinya akan membuat anak menjadi pribadi yang bahagia karena merasa dicintai dan diterima.

Menjalin kedekatan dan kehangatan hubungan antara orangtua-anak juga termasuk salah satu cara orangtua untuk mengajari anak tentang cinta dan kasih sayang. Dengan mengajari anak cinta dan kasih sayang, Anda juga telah mengajarkan kepada anak bagaimana caranya memberi kasih sayang untuk orang lain (sesama) dan untuk dirinya sendiri.

Secara psikologis, mencintai merupakan hal yang dapat membuat kita merasa bahagia. Karena saat kita mencintai, tubuh akan melepaskan oksitosin, hormon yang bisa membuat kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.

Anak juga perlu dibiasakan untuk mencintai dirinya sendiri. Tentu yang dimaksud di sini bukanlah egosentris (hanya perpusat pada dirinya sendiri) atau mencintai diri sendiri secara berlebihan. Melainkan adalah menghargai dan menghormati dirinya sendiri.

Anak yang juga mencintai dirinya sendiri tidak akan mudah depresi saat mengalami suatu masalah. Ia juga tidak cenderung menyalahkan diri sendiri atau bahkan melakukan tindakan yang cukup ektrim, sampai bunuh diri atau narkoba misalnya, saat menghadapi masalah.

8.      Banyak Bermain Dengan Anak
Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak akan menjadi lebih ceria dan bahagia. Dengan bermain pun anak akan menjadi pintar dan kreatif karena ia bisa belajar banyak hal dari aktivitasnya saat bermain.

Permainan yang dibutuhkan anak bukan hanya aneka permainan atau barang-barang yang katanya edukatif untuk anak. Anak-anak juga butuh Anda, yaitu orangtuanya sebagai hal favorit yang paling disukainya.

Dengan banyak bermain dengan anak, Anda akan menciptakan anak yang bermental sehat, ceria, bahagia, jauh dari stres, dan tentunya lebih cerdas.
Source: informasitips.com

Post a Comment

0 Comments